Macet is Butterfly Effect

0 comments

Sebenarnya, gue termasuk orang yang beruntung. Gue biasa jalan kaki ke kantor, sekitar 30 menit. Walk to Work istilah kerennya. 

Tapi, dulu sebelum gue pindah? Wew.. Kalo gue berangkat dari rumah (di bilangan Cinere) sekitar jam 6.30, maka kemungkinan gue akan menempuh perjalanan selama 30-45 menit. Tapi berhubung gue doyan molor, maka seringnya gue berangkat ngantor jam antara jam 8 sampai jam 9. Dan tentu saja, berangkat jam segitu, sama aja dengan janjian kencan sama macet.

Jauh sebelum gue pindah ke Jakarta, ada olok-olok yang bilang kalau hidup di sana, jadi tua di jalan. Kalau Adit bilang hidup itu 24 jam dibagi 3, alias 8 jam buat kerja, 8 jam buat istirahat dan 8 jam sisanya buat keluarga. Itungan itu susah berlaku di sini :)

SO... MACET

Basi ya? Jadi tua di jalanan alias ngomongin macet?

Gimana kalo kita ngomongin duit aja? Hehehe
Let’s see…

- Kerugian waktu = Rp. 4.329 x 2 jam x 7.500.000 orang = Rp. 64.935.000/hari x 313 hari kerja = Rp. 20.324.655.000
- Kerugian BBM (Mobil) = 1.75 Liter x Rp. 4.500 x 2.677.303 Unit Mobil = Rp. 21.083.761.125/hari x 313 hari kerja = Rp. 6.599.217.232.125
- Kerugian BBM (Motor) = 0.35 Liter x Rp. 4.500 x 3.325.790 Unit Motor = Rp. 5.238.119.250/hari x 313 hari kerja = Rp 1.639.531.325.250
- Kerugian Angkutan Penumpang = Rp. 2.364 Triliun per tahun
- Kerugian Kesehatan, perhitungan ADB 1998: Rp 1.79 Triliun dan membengkak dalam 3 kali dalam 10 tahun menjadi Rp. 5.39 triliun
- Kerugian Lingkungan = Rp. 5 triliun

*Kompas, 6 November 2007

Monyong emang. Benar-benar angka yang fantastis kan? Duit segitu, tinggal bikin deposito di bank, bisa deh santai di rumah, duit dari bunga deposito.

Jumlah duit di atas ada estimasi kerugian akibat macet di Jakarta. Itu baru kerugian finansial. Belum kerugian secara psikologis. Dulu tiap pagi, setelah mandi dan inget kalau gue mungkin terjebak macet, sampai di kamar, gue udah pingin tiarap aja di bawah kasur dan bolos ngantor :D

Tell you what. Pernah denger istilah butterfly effect? Ada satu gambaran yang bilang, kalau butterfly effect adalah kejadian dengan kecil, yang kemudian efeknya merambat ke sebuah kejadian yang lebih besar lagi. Satu kepakan sayap kupu-kupu, bisa memengaruhi udara sekitarnya, dan ujungnya bisa jadi tornado.

Let’s see the example below.

Entah kalian sadar atau nggak, tiap hari kita liat butterfly effect di jalanan Jakarta.
Angkot berhenti sembarang tempat buat naikin atau nurunin penumpang = butterfly effect
Orang nyeberang jalan sembarangan = butterfly effect
Motor ambil jalur berlawanan buat nyalip mobil yang macet, trus kesenggol dan jatuh = butterfly effect
Motor naek ke trotoar, dimaki trus berantem sama pejalan kaki = butterfly effect

Dan tornadonya adalah waktu

Gue jabarkan seperti ini, misalnya, sebuah angkot (Daihatsu Hi-Jet dengan kapasitas 10 orang penumpang). Jika satu orang penumpang naik, turun dan bayar angkot (yes, itu termasuk ngasih duit dan minta kembalian. Sopir yang kabur tanpa ngasih kembalia ga masuk itungan. Masuk neraka sih mungkin.. heheh) butuh waktu 10 detik. Maka hitungan sederhananya adalah 10 x 10 detik = 100 detik. Uhm oke, 100 detik kira-kira sama dengan 1.6 menit.

Kita anggap aja satu trayek itu ada 100 armada. Maka kita akan dapat angka baru. 1.6 menit x 100 = 160 menit. Atau 2.6 jam.
Itu baru satu trayek. Pun semisalnya asumsi itu gue potong jadi 5 detik. Kita masih tetap dapat angka sekitar 1.3 jam.

Tiap ruas trayek, berpotensi macet sekitar 1.3 jam. Butterfly effectnya? Well, ruas jalan itu kan nyambung kemana-mana. Alias waktunya bisa jadi fluktuatif, tapi tetap akumulatif.

Oh, let's not forget the fact, kalau di jalanan, bisa ada 3 atau lebih angkutan umum tapi beda tujuan.

Gue amat sepakat dengan tulisan Abun Sanda di Kompas ( berhubung versi onlinenya udah ilang, maka kalian bisa baca artikelnya di sini )

Ada banyak cara untuk memperbaiki sistem transportasi di Jakarta.

Trans-Jakarta is actually good, dan alternatif contra-flow mungkin bisa dipakai (biar yang ambil jalur trans-Jakarta jadi mikir seribu kali kalo mau ambil jalur busway). Dan tentu saja, perbanyak armada dan trayek.

Lalu, ada satu sistem yang gue lihat menarik, adalah sistem traffic congestion system yang dipakai di London *(lewat area congestion harus bayar £8 dan berlaku dari jam 7 pagi sampai 6 petang). Dengan sistem ini, traffic di London bisa turun lebih dari 30%.

Modalnya gede sih. Mereka pake sistem otomatis. Di mana di setiap ruas jalan, ada kamera yang merekam no. kendaraan yang lewat di sana dan otomatis langsung mengkredit biaya. Kalau tidak terdaftar, maka kendaraan tersebut akan kena penalti.

Atau bisa juga diberlakukan regulasi baru pada kepemilikan kendaraan pribadi. Gue males omong teknisnya, tapi yang jelas hal ini dimaksudkan untuk mengendalikan populasi kendaraan di Jakarta, yang mana, makin nggak terkendali (udah liat populasi motor di Jakarta? Ajegilee...)

Well, I guess that's it. Mau diperpanjang lagi kok tiba-tiba energi gue ilang denger mobil saut-sautan klakson di jalanan depan kantor.. :)

*http://en.wikipedia.org/wiki/London_congestion_charge

Labels:

posted @ 8:00 PM   0 comments

 


Kung Fu Panda

0 comments

Kung Fu Panda

Gue termasuk beruntung bisa nonton film ini hari pertama, udah gitu gratis semuanya. Nontonnya, termasuk snack dan minum.. AWESOME!!

I do expect much from this movie, dan bisa gue katakan bahwa gue nggak kecewa. Kung Fu Panda benar-benar istimewa. Btw, I must admit, bahwa gue agak kesulitan menentukan apakah gue menggunakan seseekor atau seekor ketika gue merujuk ke salah satu tokoh di film animasi ini. Jadi mohon dimaklumi aja tumpang tindih di tulisan gue kali ini :D

Kung Fu Panda bertutur tentang Po (Jack Black) anak angkat dari seekor Ping (James Hong seekor angsa juragan mie. Penampakan Po yang gendut dan lamban membuatnya seperti mustahil untuk bisa memenuhi impiannya sebagai master kung fu. Secara sekilas kita bisa lihat bahwa Po adalah seekor panda yang benar-benar terobsesi dengan kung fu. Kamarnya diisi dengan poster dan lukisan kung fu, dan action figure dari pahlawan kesayangannya, The Furious Five.

Sementara itu masih dalam alur waktu yang sama, Master Oogway (Randall Duk Kim) meramalkan bahwa Tai Lung (Ian McShane) sang macan tutul salju, yang juga merupakan mantan anak didik Master Shifu (Dustin Hoffman), akan lepas dari penjara dan kembali untuk membalas dendam di Valley of Peace.

Satu-satunya harapan mereka untuk menghadapi Tai Lung adalah dengan memilih seekor Dragon Warrior. Sementara Shifu mengutus Zeng (Dan Fogler), ke Penjara Chorh-Gom untuk meningkatkan status keamanan, Oogway memutuskan untuk mengadakan ritual pemilihan Dragon Warrior.

Pilihannya mungkin nggak jauh dari The Furious Five— Tigress (Angelina Jolie), Monkey (Jackie Chan), Mantis (Seth Rogen), Viper (Lucy Liu), dan Crane (David Cross) — Lima sekawan pendekar tingkat tinggi yang dilatih oleh Shifu.

Nah, things get bouncy, literary. Ketika Po yang nekat pingin nonton jatuh secara spektakuler di depan Oogway yang langsung menunjuk dirinya sebagai calon Dragon Warrior yang baru.

Kecewa dengan pilihan Oogway, Shifu berusaha menggagalkan usaha Po dengan berbagai macam latihan, celaan dan siksaan. Furious Five yang merasa dilangkahi oleh Po, juga melakukan hal yang sama. Tapi Po dengan sabar dan tabah menjalani semuanya. Lama kelamaan, Panda bisa diterima oleh Furious Five dengan humor, keteguhan dan tentu saja masakannya yang istimewa.

Pada inspeksinya di penjara, Zeng malah ketiban apes. Tai Lung berhasil lolos dari penjara dan pratically, menghajar tiap pantat Badak Jawa yang jadi penjaga di penjara itu. Zeng dilepaskan hanya untuk memberi kabar bahwa Tai Lung akan menuntut balas.

Jadi gimana kelanjutannya? Bagaimana cara Shifu untuk menyiapkan Panda sebagai seorang Dragon Warrior setelah Oogway mangkat? Atau bagaimana reaksi Furious Five mendengar kabar lepasnya buronan yang sebenarnya adalah kakak seperguruan mereka?

Oke. cukup aja segini gue cerita jalan ceritanya, takut kebanyakan spoiler, hahahaha....

Poin yang mau gue sampaikan adalah. Film ini keren banget. Anak-anak yang biasanya rewel kalau nonton di bioskop pada anteng, mata mereka semua menatap dengan setia di layar. That's gotta mean something right? Nggak cuma anak-anak aja sih, film ini menghibur banget buat orang dewasa.

Warna-warna yang digunakan per adegan juga kaya dan sesuai. Pas sesusai dengan porsinya. Animasinya halus dan dinamis, menyihir dan memanjakan mata. Adegan pertarungannya pun digarap dengan apik, koreografinya nggak kalah dengan film laganya Jackie Chan atau Jet Li, tapi tetap dalam porsi yang pas. Dalam artian, nggak terlalu mengumbar terlalu banyak kekerasan seperti tipikal film laga pada umumnya.

Dialognya mengalir lancar, humor diplot ditempat yang tepat. Pace-nya pun ga bikin pusing kepala. All in all, benar-benar menghibur. Pilihan kasting tepat banget. Jack Black buat karakter Po? Gue ngga bisa bayangin lagi siapa yang bisa lebih bagus dari dia. He's a genius. Hoffman juga pas banget buat isi suara Shifu.

Ada beberapa sisi yang gue rasa memang seharusnya bisa dibuat lebih bagus. Interaksi karakter, antara Po dan Furious Five terasa kurang greget. Voice talent mereka juga gue rasakan kurang dieksplorasi. Sayang aja orang-orang seperti Jackie Chan atau Jolie hanya dapat beberapa line saja di film ini.

Oke, secara plot dan moral cerita, memang nggak ada yang baru. From Zero to Hero. Dan kepercayaan pada diri kita sendiri bahwa tiap orang terlahir istimewa. Tapi all in all, gue rasa Dreamworks sudah melakukan kerja yang sangat bagus.

Kung Fu Panda is full of awesomeness!!

*PS:

Yang harus gue acungi jempol dari Dreamworks, adalah pilihan satwa yang akan digunakan sebagai karakter dalam film animasi ini. Satwa yang dipilih seperti Panda, Harimau Cina Selatan, Panda Merah atau Badak Jawa adalah satwa yang sudah masuk dalam kategori terancam (endangered) atau bahkan sangat terancam (critically endangered).

Nggak hanya menghibur, film ini juga menyadarkan ke kita bahwa dalam beberapa tahun atau dekade lagi, jika tidak ada tindakan nyata yang kita lakukan untuk menjaga kelestarian mereka. Maka satwa-satwa tersebut bisa hilang dari muka bumi.

Labels:

posted @ 7:22 PM   0 comments

 


Kecelakaan Kerja di Proyek Konstruksi [3]

1 comments

Salah satu langkah untuk lebih meminimalisasi angka kecelakaan dalam sebuah proyek konstruksi bangunan gedung, adalah sebuah sistem kontrol pada manajemen dan kualitas proyek secara menyeluruh ( Total Quality Management ; TQM ). Mulai dari pemilik proyek sampai pada manajemen dan pelaksana proyek, melaksanakan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja secara menyeluruh.

Nah, sehubungan dengan adanya kebijakan ini, gue sempet ngobrol dengan Pak Winardi (dosen Teknik Sipil Undip). Di obrolan tersebut, beliau menyarankan perlunya sebuah klausul kontrak atau kebijakan secara menyeluruh dari pemilik proyek sampai pada pelaksana di lapangan. Klausul kontrak atau kebijakan ini memuat dan menjamin aturan – aturan yang harus ditaati pada oleh semua level manajemen dan pelaksana dalam proses pelaksanaan proyek dari awal pelaksanaan sampai akhir pelaksanaan proyek. Kebijakan ini dapat dicontohkan sebagai berikut :
  1. Dari pihak pelaksana dan pihak manajemen proyek harus mematuhi dan melaksanakan prosedur keselamatan kerja yang sudah ditetapkan.
  2. Jika terdapat pelanggaran pada prosedur yang sudah ditetapkan tersebut, maka pelanggar ( pekerja ) akan dikenai sanksi peringatan atau denda. Hal yang sama juga berlaku pada pihak manajemen proyek.

Dari pihak manajemen proyek juga membentuk sebuah panitia untuk mengontrol dan mengevaluasi jalannya pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja. Pak Koesmargono (Tentang beliau, bisa dilihat di tulisan gue sebelumnya, Kecelakaan Kerja di Proyek Konstruksi [2]) juga berpendapat bahwa adanya klusul kontrak adalah salah satu solusi yang tepat.

Tentunya, penerapan klausul kontrak ini akan lebih baik jika semua pihak mulai dari pemilik proyek sampai pelaksana proyek terlibat secara penuh.

Nah, bagaimana penerapannya secara konkrit? Di Jakarta, gue lihat di setiap proyek konstruksi bangunan gedung, paling tidak selalu ada satu spanduk besar berisi pesan untuk mengutamakan keselamatan kerja. Apakah pesan dalam spanduk aja udah cukup? Tentunya nggak.

Ada sebuah cerita menarik yang gue dapat dari kolega gue semasa gue masih bekerja di sebuah konsultan sipil. Di sebuah proyek konstruksi gedung di Bandung, metode pelaksanaan TQM dengan sungguh-sungguh.

Setiap saat, pada waktu jam kerja, maka akan ada beberapa pengawas dari manajemen yang selalu berbekal kamera digital. Mereka merekam bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh para pekerja, termasuk juga pelanggaran yang dilakukan oleh pihak manajemen atau pengawas ketika mereka meninjau proyek.

Pelanggaran seperti: tidak memakai helm pengaman, tidak memakai sepatu boot, merokok pada waktu bekerja dan bentuk pelanggaran terhadap larangan-larangan yang lain (yang tentunya, larangan-larangan tersebut sudah disepakati bersama sebelum proyek dilaksanakan), direkam dengan menggunakan kamera tersebut. Nah, konsekuensi dari pelanggaran ketentuan keselamatan kerja adalah berupa denda. Tingkatan dendanya pun bermacam-macam. Mulai dari Rp. 10.000 sampai Rp. 150.000, diberlakukan untuk jenis pelanggaran ringan sampai pelanggaran berat. Pemutusan hubungan kerja juga termasuk di dalam sanksi ketika pelanggaran yang dilakukan tergolong berat, seperti misalnya pencurian bahan bangunan.

Denda yang diberlakukan pun berbeda. Denda pada pekerja/tukang, tidak seberat denda untuk mandor atau orang-orang dari level manajemen.

Nah, pelanggaran tersebut akan diumumkan pada papan pengumuman, dan denda akan langsung dipotongkan dari gaji pekerja yang bersangkutan. Mereka nggak akan bisa berdalih dong.. Kan ada bukti foto :D

Menarik banget kan?

Menurut gue, pelaksanaan prosedur K3 di Indonesia masih berkesan setengah hati, karena para pelaksananya sendiri masih belum menyadari pentingnya prosedur K3 ini bagi diri mereka sendiri. Rendahnya pendidikan para pekerja level bawah selalu jadi alasan klasik. Tapi ini memang mau nggak mau harus cepat dirubah. Kalau bisa, ada badan khusus untuk melakukan audit pelaksanaan K3 pada proyek konstruksi.

Nggak usah jauh-jauh nyari perbandingan. Mari kita lihat Australia misalnya, K3 kita jauh ketinggalan. Proses pengawasan dan audit mereka luar biasa ketat. Nggak main-main, jika ada pelanggaran fatal prosedur K3, maka izin perusahaan bisa langsung dicabut! Sementara di negara kita? Aduh.. Boro-boro diaudit. Jamak gue denger ada pekerja tewas, perusahaan malah mau damai aja sama keluarganya... di negara kita. Nyawa masih bisa dinegosiasikan. It's sad but true.

So... Seri tulisan Kecelakaan Kerja di Proyek Konstruksi udah gue kelarin di tulisan kali ini. Moga-moga aja, kalian yang mampir kesini, dan bisa punya peran dalam membantu keselamatan para pekerja konstruksi kita, bisa melakukan sesuatu pada undang-undang K3 kita yang udah uzur itu.. Amin!


Recommended reading:
- WORKPLACE SAFETY & HEALTH GUIDELINES
- Workplace Safety & Health
- Workplace Safety & Health (Singapore)

Labels: ,

posted @ 7:31 PM   1 comments

 


Kecelakaan Kerja di Proyek Konstruksi [2]

4 comments

Yes, langsung aja, melanjutkan dari tulisan sebelumnya...

Jadi gini, dari penelitan yang gue lakukan. Beberapa item utama yang menjadi fokus penelitian adalah:

1. Jenis pekerjaan yang paling sering terjadi kecelakaan kerja
2. Jenis pekerjaan yang paling sering terjadi kecelakaan kerja yang berakibat cedera ringan

3. Jenis pekerjaan yang paling sering terjadi kecelakaan kerja yang berakibat cedera berat

4. Jenis pekerjaan yang paling sering terjadi kecelakaan kerja yang berakibat cacat

5. Jenis pekerjaan yang paling sering terjadi kecelakaan kerja yang berakibat kematian


Nah, kemudian item utama ini disokong oleh beberapa item pendukung yang diteliti dari beberapa orang responden, item pendukung tersebut adalah:

1. Status pekerjaan
2. Lamanya pengalaman kerja
3. Pernah - tidaknya mengalami kecelakaan kerja

4. Tingkat cedera yang sering terjadi pada kecelakaan kerja

5. Tahapan pekerjaan proyek yang rawan kecelakaan

6. Ketinggian bangunan yang paling beresiko terjadi kecelakaan

7. Faktor yang paling berpengaruh pada kecelakaan kerja

8. Tingkatan penerapan program kesehatan dan keselamatan kerja.


Hasil penelitian yang didapatkan berupa item utama dan item pendukung selanjutnya diolah untuk mengetahui jenis pekerjaan beresiko tinggi dan faktor pendukung terjadinya kecelakaan tersebut. Adapun urutan analisis data adalah :

1. Menyusun item utama dan item pendukung dalam tabel

Penyusunan jenis – jenis ini dalam tabel bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam pengelompokan dan penilaian pada jenis yang sudah ditentukan sesuai tujuan penelitian. Untuk memudahkan pembuatan tabel, maka jawaban yang diberikan oleh responden akan diberikan kode dan kemudian disusun ke dalam tabel.

2. Pemberian skor

Pemberian skor bertujuan untuk memudahkan penilaian terhadap item – item yang diminati. Semakin tinggi minat responden terhadap jenis tersebut, maka skor yang diberikan juga tinggi.

3. Membuat perangkingan

Dari jawaban responden akan dibuat urutan pekerjaan yang beresiko kecelakaan tertinggi. Urutan ini akan didasarkan dari hasil atau output dari metode frequencies SPSS 11.5 dan untuk respon dari responden akan diuji dengan multiple response pada program SPSS 11.5. Dari dua metode ini juga akan diketahui jumlah data yang valid dari sebuah variabel.

4. Uji keselarasan Kendall

Uji keselarasan Kendall adalah salah satu metode pengujian akan keselarasan jawaban responden.

5. Korelasi Kendall

Dari data yang diperoleh akan diuji apakah terdapat variabel yang saling mendukung. Yang dianalisis disini adalah hubungan kecelakaan kerja dengan faktor ketinggian, kemudian faktor pengalaman dan kelengkapan alat.

Di sini gue nggak akan membahas sistem scoring yang gue lakukan, karena ribet banget jelasinnya. Heheh. Yang jelas, faktor-faktor seperti lama pengalaman kerja, posisi/jabatan pekerja di proyek, lokasi ketinggian item pekerjaan, semuanya masuk dalam rumusan scoring.
Untuk wacana responden bisa kalian lihat di gambar berikut:



Nah, dari hasil olahan data, item pekerjaan yang paling beresiko menimbulkan kecelakaan kerja adalah sebagai berikut:

1. Pekerjaan Bekisting ( 40 % )
2. Pekerjaan Atap ( 17.1 %)

3. Pekerjaan Kayu ( 14.3 %)

4. Pekerjaan Scaffolding ( 11.4 %)
5. Pekerjaan Penulangan ( 5.7 %)

6. Pekerjaan Dinding ( 5.7 %)

7. Pekerjaan Batu ( 2.9 %)

8. Pekerjaan Pengecoran ( 2.9 %)




Dari sekian banyak variabel data yang diolah, hasilnya nggak terlalu berbeda. Baik pada resiko terjadinya kematian, cedera berat, cedera sedang dan cedera ringan. Pekerjaan bekisting menempati urutan teratas.

Periode pelaksanaan pun ternyata juga berpengaruh pada angka kecelakaan kerja. 88.6% kecelakaan terjadi pada saat proyek pembangunan konstruksi gedung mencapai 50% sampai selesai. Yang mana masuk akal banget. Karena otomatis, lokasi ketinggian pekerjaan juga akan bertambah seiring dengan prosentase penyelesaian proyek.

Sedangkan faktor yang paling berpengaruh pada terjadinya kecelakaan kerja adalah sebagai berikut:

1. Kelalaian pekerja ( manusia ) ( 74.3 % )
2. Kelengkapan alat kerja (5.7 % )

3. Kelengkapan alat keselamatan kerja ( 2.9 % )


Nah, dari hasil pengolahan data lebih lanjut, diketahui bahwa jenis pekerjaan yang paling sering terjadi atau terdapat kecelakaan kerja adalah jenis pekerjaan bekisting ( 40 % ). Kecelakaan yang sering terjadi pada pekerjaan bekisting disini yang dimaksudkan oleh para responden lebih sering terjadi pada saat pembongkaran bekisting. Pekerjaan atap menempati urutan kedua ( 17.1 % ). Pada penelitian yang dilakukan oleh Diyarto dan Agus pada kontraktor kelas C, diketahui bahwa angka kecelakaan terbesar terjadi pada saat pekerjaan bekisting ( Agus dan Diyarto, 2002 ).


Tingkat cedera yang sering terjadi pada saat pembongkaran bekisting adalah cedera ringan (lihat gambar di atas), hal ini biasanya disebabkan oleh serpihan kayu dan paku pada struktur bekisting yang dibongkar menusuk tangan pekerja yang bersangkutan, terpukul palu juga salah satu penyebab cedera yang terjadi. Sedangkan cedera ringan yang terjadi pada pekerjaaan kayu disebabkan oleh tergoresnya tangan pekerja oleh serpihan kayu, terluka karena tergores gergaji dan tertusuk paku.


Sementara untuk tingkat cedera berat (lihat gambar di atas). Cedera yang sering diderita oleh pada bekerja adalah patah tulang, gegar otak. Pada pekerjaan bekisting ( 25.7 % ), cedera ini terjadi akibat terjatuh dari ketinggian atau tertimpa struktur bekisting. Biasanya terjadi pada pemasangan atau pembongkaran struktur bekisting lantai 2 ke atas, terjatuhnya pekerja sering terjadi akibat kurang kokohnya lantai kerja atau scaffolding tempat pekerja tersebut melakukan perkerjaaan struktur bekisting. Cedera berat juga sering terjadi pada pekerjaan atap. Pekerja tergelincir dari struktur atap dan terjatuh. Juga terdapat kasus benda yang terjatuh dari struktur yang dikerjakan di ketinggian, jatuh menimpa pekerja lain yang bekerja di bawah. Pekerja yang bekerja pada stuktur atap mempunyai resiko terjatuh yang tinggi karena para responden menyatakan bahwa kehadiran sabuk pengaman sering menyebabkan pekerja tidak nyaman dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga para pekerja yang bekerja di struktur atap jarang menggunakan sabuk pengaman.

Nah, pada penelitian gue, ternyata kecelakaan yang berujung pada kematian paling sering terjadi pada pekerjaan atap. Jatuh dari lantai 8 dengan alat pengaman lengkap aja udah hampir pasti Innalillahi. Apalagi nggak pake?

Moreover, hasil penelitian gue diamini oleh Ir. A. Koesmargono,. MCM, Phd., dari Universitas Atma Jaya Jogjakarta (moga-moga beliau nggak keberatan namanya gue cantumin di sini). Beliau berpendapat bahwa ada kesesuaian pada hasil jenis kecelakaan yang diteliti dengan data kecelakaan secara global. Pada proyek konstruksi bangunan gedung, kecelakaan sering terjadi pada :

1. Pekerjaan struktur yang berada di ketinggian
2. Pekerjaan penggalian

Kesesuaian yang dimaksud disini, bahwa kecelakaan pada pekerjaan bekisting yang didapatkan dari jawaban responden, adalah pekerjaan bekisting pada ketinggian struktur di atas dua lantai. Btw, gue jadi inget kalo gue belum kirim hasil penelitian gue ke beliau.. Maaf ya Pak :D

So.. that’s about it. Untuk tulisan K3 selanjutnya gue akan membahas tentang solusi K3 berdasarkan TQM. Di mana Untuk lebih meminimalisasi angka kecelakaan yang terjadi maka perlu diadakan sebuah sistem kontrol pada manajemen dan kualitas proyek secara menyeluruh ( Total Quality Management ; TQM ). Mulai dari pemilik proyek sampai pada manajemen dan pelaksana proyek, melaksanakan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja secara menyeluruh.

Until then, sabar ya bos! :D

Recommended reading:

- Gana Juniarto dan Ristiantoro Indro, 2001, PENGENDALIAN KERUGIAN BIAYA PROYEK AKIBAT KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN KAMPUS TERPADU UNIT VII UII YOGYAKARTA. Tugas Akhir Teknik Sipil UII Yogyakarta
- Koesmargono, 2004, CONSTRUCTION SAFETY MANAGEMENT.

- R.W King dan R. Hudson, 1981, CONSTRUCTION HAZARD AND SAFETY HAND BOOK. Butterworths, London.
- International Labour Organization Geneva, 1989, PENCEGAHAN KECELAKAAN. PT PUSTAKA BINAMAN PRESSINDO.
- Bennet N.B. Silalahi dan Ratumondang B Silalahi, 1991, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA. PT. PUSTAKA BINAMAN PRESSINDO.
- Herbert Spirer dan Louise Spirer, 1997, ANALISIS DATA UNTUK MEMANTAU HAM. Penerbit ITB Bandung.
- Singgih Santoso, 2000, SPSS 9, MENGOLAH DATA STATISTIK. PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO
- Sutrisno Hadi, METODOLOGI RESEARCH, 2000. PENERBIT ANDI YOGYAKARTA
- Singgih Santoso, 2002, SPSS 10, MENGOLAH DATA STATISTIK SECARA PROFESIONAL. PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO

Labels: ,

posted @ 7:07 PM   4 comments

 


The Tiger Rising

0 comments

Sering kali tanpa kita sadari, kita terus menerus menyimpan kenangan yang menyakitkan. Mengurung luka itu di dalam hati kita tanpa berusaha melepaskannya. Dan menurut gue, luka di hati, adalah luka yang paling kronis dan berbahaya. Sakitnya luar biasa perih, dan jika terus dibiarkan, luka itu akan mengerogoti tubuh tanpa kita sadari.

Kok jadi gloomy gini sih gue? heheheh

Anyways, bicara tentang menyembuhkan luka hati... Ada buku yang bagus banget!

Buku ini bercerita tentang Rob Horton, seorang anak penyendiri yang hidup bersama Ayahnya. Tak lama setelah ibu Horton, Caroline, meninggal. Rob dan ayahnya pindah dari Jacksonville ke Florida.

Rob yang penyendiri jadi sasaran bully teman-teman sekolahnya. Sampai pada suatu pagi, saat Rob berjalan-jalan di hutan di sekitar motel tempat mereka tinggal, Rob sangat terkejut ketika menemukan seekor harimau.

Harimau yang terkurung dalam sebuah kandang berkarat. Sangat indah, sangat besar, dan terlihat megah. Pada hari itu juga, Rob bertemu Sistine Bailey di bus sekolah.

Sissy atau Sistine, adalah kebalikan dari Rob, dia adalah seorang anak perempuan bermata tajam, yang nggak segan-segan menunjukkan perasaannya, sangat ekspresif.

Setalah Rob menolong Sissy dari gangguan teman sekolahnya, mereka mulai sering menghabiskan waktu bersama. Saling mulai untuk belajar mempercayai dan bersahabat.

"Sistine said, "Stop shrugging your shoulders at me. I hate it. I hate the way you shrug all the time."

And that made Rob remember Willie May saying that when he shrugged he looked like a skinny bird trying to fly. It struck him as funny now. He laughed out loud at the thought of it. And without asking him what he was laughing about, without dropping his hand, without stopping, Sistine laughed too.
Then Rob remembered the name of the feeling that was pushing up inside him, filling him full to overflowing. It was happiness. That was what it was called."

You see, bahasa yang digunakan di novel tipis ini bagus banget. Sederhana, tapi metaforisnya kaya dengan sentuhan emosional. Sangat menyentuh hati...

Endingnya pun juga sama sekali nggak gue duga. Nggak seperti happy ending yang gue bayangkan ketika membaca buku ini dari awal menjelang akhir. Tapi setelah gue renungin, gue juga nggak bisa membayangkan ending yang lebih bagus daripada ini.

Gue rekomendasikan buku ini buat dibaca.. banyak pelajaran yang bisa kita petik dari situ. Berikut gue kutip kalimat dari sinopsis di cover belakang buku ini..

"Together they find that some things, like memories and heartache - and tigers - can't be kept locked up for ever."

Labels:

posted @ 5:05 PM   0 comments

 


New Guy

0 comments

Dear readers,

Who i believe that most of you came here looking for some reference regarding workplace safety and accident prevention.. :D (worry not. part II will be published anytime soon.. heheh)

However, it is with great sadness that I must tell you that your old wizard have, regretfully, decide not to write again in this blog, mostly due his departure to retreat back to his root, doing farming as a living. (don't ask. he just did that)

And now, I, sorcerer, will take the mantle as the writer for this blog from him. And I hope that I won't be as lazy as that bloody wizard in term of writing...

Sincerely yours,
Sorcerer

Labels:

posted @ 7:53 PM   0 comments

 


aduh maaf!

0 comments

Baru aja gue sadar, kalo ternyata blog ini udah ga diupdate setahun lebih! hahahaha

Anyway, bukannya gue males, tapi karena setelah sampai sini, gue akhirnya sadar bahwa gue udah hampir ga ada energi buat ngurus beberapa blog sekaligus. So, sebagai konsekuensinya, blog anonymous ini terpaksa terbengkalai lama banget.

On a brighter note, sebenernya ada beberapa topik yang pingin gue tulis, antara lain:

1. Lika-liku dunia penerbitan di Indonesia
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (nyambung dari tulisan gue sebelumnya)
3. Industri pornografi di Indonesia (yang apesnya, kayanya gue telat deh nulis ini. Udah ada buku ngebahas masalah ini.. hahahaha)

Tapi, dulu gue pernah berjanji bikin blog ini penuh dengan tulisan (ilmiah) gue. Dan moga2 aja, paling nggak, sebelum tahun ini abis. Di blog ini udah nampang beberapa tulisan baru.

Paling nggak, berdoalah kalian (yes, yang pada nyari bahan skripsi K3!) supaya gue nggak tergoda buat pulang kampung dan jadi petani... hahahaha

Until then…
Cheers!

Labels:

posted @ 4:20 PM   0 comments

 


plagiarism di penggarapan skripsi

0 comments

Sebelumnya, sedikit intermezzo.

Ketika sidang skripsi dulu, gue ditanya sama salah satu dosen penguji gue. "Sudah siap mas?"
dengan pedenya gue jawab.. "Siap pak! lha wong saya udah mempersiapkan diri selama tujuh tahun buat sidang skripsi hari ini...."

Dan dosen-dosen penguji gw cuma bisa senyum kecut.

Heheh... Mungkin itu tadi bisa jadi, jawaban kreatif buat, mahasiswa bangkotan macam gue.

Tapi gue gak bakal ngebahas gimana proses sidang skripsi gw. Yang jelas, gue lulus.

Di entry ini, gue akan bercerita tentang satu fakta kelam proses pembuatan skripsi di negara ini.

FYI, gue kuliah di Jogjakarta. Dan demi kebaikan almamater gue ga sebut nama kampus gue.

Proses skripsi gue sebenernya berjalan normal, dari sekian banyak pilihan topik skripsi. Gua akhirnya memilih untuk melakukan penelitian tentang kecelakaan kerja di proyek konstruksi bangunan gedung.

Gue ambil topik penelitian ini, karena masih sedikit mahasiswa teknik sipil yang memilih topik ini. Memang bahasannya terlihat sederhana, dan pengolahan datanya pun sebenarnya ga ribet. Pengumpulan data gue ambil dari wawancara dan kuosioner langsung ke pekerja konstruksi, juga pengambilan data di ASKES. Data yang gue dapat, gw olah dengan program SPSS. Sewajarnya juga, gue menggunakan bahan rujukan hipotesis gue dari penelitian-penelitian terdahulu, yang dilakukan oleh senior-senior gue di kampus. Total skripsi yang gue baca adalah 5 buah skripsi dengan judul yang bervariasi.

Ada beberapa bab yang gue kopi dan gue jadikan bahan pertimbangan penyusunan hipotesis.

Sampai pada suatu ketika, gue bete luar biasa. Karena daftar pustaka gue selalu berubah-ubah. Ada satu skripsi yang judulnya dan pengarangnya selalu berubah-ubah. Kalo ga salah, judulnya
"Analisis kecelakaan kerja, pada pembangunan proyek-proyek gedung bertingkat di Yogyakarta"

Di daftar pustaka gue, judul ini selalu berubah menjadi.

"Kajian kecelakaan kerja, pada pembangunan proyek-proyek gedung bertingkat di Yogyakarta"

Setelah gue telusuri, ternyata gue membaca dua kopian yang sama persis dengan judul yang berbeda. Pantes aja kalo judul nya selalu berubah!

Setelah gue lacak lebih jauh lagi, ternyata ada dua skripsi yang sama persis. Mulai dari halaman daftar isi, pembahasan, analisis, daftar pustaka sampai ke hasil penelitian yang lima angka di belakang koma. Mau mampus ga sih elo?

Bahkan sampai ke bentuk font dan halaman persembahannya pun sama persis. Yang membedakan skripsi ini adalah:

- Judul; yang satu pakai kata "kajian" yang lain pakai "analisis"
- Grafik. yang satu sumbu x dan y normal, yang satunya lagi sumbu x dan y dibalik, tapi lengkung grafiknya tetap.
- Dosen pengujinya berbeda.

Yes. Kalo elo ngerti poin ketiga, elo pasti ngerti horor yang terjadi di sini.

Plagiarism skripsi ini terjadi di sebuah universitas ternama, dan masih dalam satu fakultas dan satu jurusan. Cuma beda angkatan doang. Skripsi yang pertama dibuat oleh anak angkatan 96, dan yang kedua disusun oleh anak angkatan 95.

Setelah temuan gue terdengar, gue denger bahwa ini jadi bahan perdebatan di kalangan dosen. Dan you know what, dosen pembimbing si plagiator adalah dosen pembimbing gue waktu itu, dan dia udah siap-siap aja mau S3 di Australia. Entah kenapa, gue udah yakin aja kalo mustahil gue dapet A gara-gara kasus ini.

Yang jadi pertanyaan gue adalah; Sebenarnya pihak koordinator wilayah yang menaungi beberapa universitas itu punya ga sih, semacam database skripsi? Atau dalam lingkup yang lebih kecil lagi, apakah masing-masing universitas punya database skripsinya sendiri?

Gue rasa kalo skripsi secara keseluruhan di data dengan baik, oleh KORWIL, mulai dari judul dan ringkasan isi skripsi (kalo isi keseluruhan terlalu ribet juga gue rasa). Dan masing-masing universitas punya data ini dan bisa saling crosscheck, gue rasa plagiarism bisa diminimalisir.

And in case you wonder,
skripsi gue yang gue bikin dengan penuh perjuangan sampai berdarah-darah dan gue presentasikan dengan gagah berani (kalo ga bisa dibilang baik sekali)... akhirnya cuma dihargai B+

Dan sampai sekarang juga, gue ga tau kalo bangsat plagiator itu dapet sanksi atau gak dari kampus. Sementara dia mungkin udah melenggang kangkung aja dengan ijazah hasil skripsi plagiat...

Labels:

posted @ 8:39 AM   0 comments

 


Si Tukang Sihir

  • Si penyihir
  • Masih berkeliaran di sekitar Jakarta, DKI, Indonesia
  • naek kopaja sambil ngapalin mantra cepet kaya tanpa kerja... di waktu senggang, duduk di depan komputer, sambil ayun tongkat ke kanan, ayun tongkat ke kiri... wuzz.. keyboard-nya ngetik sendiri...
  • My profile

Mantra Baru

Kumpulan Mantra

Jaring Laba-laba



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 2.5 License


Powered by Blogger and Blogger Templates